Welcome to Istanbul with Arrobbani.

FKPT Jawa Timur healing ke Turki bersama Arrobbani.

Kalimat pembuka itu disampaikan dengan hangat oleh tim PT Arrobbani Berkah Ilahi ketika rombongan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur tiba di Bandara Internasional Istanbul (27/1/2025).

Setelah chek-in di hotel, kami langsung menikmati Selat Bosporus. Selat ini memisahkan Turki bagian Eropa dan bagian Asia, menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam.

Rombongan ini bukan rombongan biasa. Di dalamnya tergabung para akademisi, tokoh pendidikan, dan aktivis moderasi beragama. Perjalanan ke Turki ini dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Hesti Armiwulan, S.H., M.Hum, guru besar Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) yang juga menjabat sebagai Ketua FKPT Jatim.

Turut serta pula Dr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd, Wakil Rektor III Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang dikenal aktif dalam program penguatan karakter kebangsaan.

Sebanyak 19 orang bergabung dalam perjalanan ini. Ada yang berangkat sebagai tim kerja, ada yang membawa keluarga, dan ada pula yang menjadikan perjalanan ini sebagai bentuk tadabbur sejarah dan peradaban.

 

Menikmati Selat Bosporus: Simbol Dua Peradaban

Setelah check-in hotel, rombongan tak langsung rebahan. Mereka justru langsung diajak menikmati Selat Bosporus, jalur air yang memisahkan Turki bagian Eropa dan Asia. Dari atas kapal yang menyusuri selat, tampak kota Istanbul terbentang di dua benua: meneguhkan posisinya sebagai penghubung antara Timur dan Barat, Islam dan Barat, sejarah dan masa depan.

Angin dingin, air berkilau, dan bangunan-bangunan kuno di sepanjang tepi menjadikan momen ini tidak sekadar wisata, tapi pengantar kontemplasi sejarah dan kebudayaan.

 

Jejak Peradaban di Hagia Sophia dan Masjid Biru

Hari kedua, destinasi utama sudah menanti: Hagia Sophia—bangunan agung yang pernah menjadi gereja Bizantium, lalu masjid era Utsmani, kemudian museum, dan kini kembali berfungsi sebagai masjid. Di tempat ini, rombongan FKPT Jatim berdiri di bawah kubah besar, merenungi perjalanan panjang sejarah agama-agama besar dunia.

Tak jauh dari sana, jamaah melangkah ke Masjid Sultan Ahmed atau Blue Mosque. Interiornya dihiasi ubin biru khas Iznik yang membuat suasana menjadi sejuk dan khusyuk. Di sini, Prof. Hesti dan Dr. Bambang memimpin sholat berjamaah dengan suasana yang syahdu.

“Di tengah megahnya arsitektur, justru yang terasa adalah ketundukan,” ungkap salah seorang peserta.

Dalam paket Turki ini jamaah juga akan ke Cappadocia, menikmati pemandangan unik dari formasi batuan vulkanik yang dikenal sebagai “Fairy Chimneys.”

 

Cappadocia: Negeri Dongeng dalam Realita

Dari Istanbul, rombongan menuju ke Cappadocia, kawasan unik dengan formasi batuan vulkanik menjulang yang dikenal sebagai Fairy Chimneys.

Di pagi hari, sebagian peserta memilih mengikuti aktivitas balon udara, menikmati panorama matahari terbit dari langit tinggi. Ini bukan hanya soal keindahan, tapi juga soal rasa kecilnya manusia di hadapan ciptaan-Nya.

Sore hari dihabiskan dengan tur lembah dan desa kuno, menjelajah gua dan rumah-rumah yang terpahat di batu. Sebuah pengalaman yang membawa peserta semakin dekat dengan refleksi tentang kesederhanaan dan kebijaksanaan peradaban masa lalu.

 

Uludag: Main Salju dan Persaudaraan

Hari-hari berikutnya diisi dengan kegembiraan di kawasan salju Uludag, Bursa—sekitar 4 jam perjalanan dari Istanbul. Di sini peserta menikmati sensasi bermain ski, naik kereta gantung, hingga hanya sekadar melempar bola salju sambil tertawa lepas.

Bagi sebagian peserta, ini adalah pertemuan pertama mereka dengan salju. Tapi yang lebih membekas adalah kehangatan yang tumbuh di antara sesama rombongan. Tak lagi sekadar rekan kerja atau mitra komunitas, tapi menjadi saudara seperjalanan.

 

Umroh Setelah Turki: Ibadah yang Menyatu dalam Wisata

Dari total 19 peserta, 6 orang melanjutkan perjalanan spiritual ke Tanah Suci. Mereka memilih paket Turki plus Umroh dari PT Arrobbani. Sebuah rangkaian perjalanan yang menggabungkan wisata sejarah, edukasi peradaban, dan ibadah paling suci.

“Alhamdulillah, Arrobbani bisa mengelola perjalanan secara rapi dan memuaskan. Arrobbani membuktikan bahwa pelayanan bisa dilakukan dengan hati,” ungkap Prof. Hesti.

Melayang di atas Cappadocia, menyaksikan matahari terbit dari langit Turki.

This will close in 0 seconds